Saat ini bahaya radikalisme dan terorisme di Indonesia sudah semakin tampak. Walaupun Indonesia terletak jauh dari Timur Tengah, namun negara ini sudah sering mengalami serangkaian aksi radikalisme dan terorisme yang menewaskan lebih dari ratusan orang. Sebut saja tragedi Thamrin pada 14 Januari 2016 lalu. Di daerah pusat bisnis ini para teroris melakukan teror dengan memberondongkan tembakan ke segala penjuru, serta meledakkan bom didekat kafe Starbucks. Akibat peristiwa ini 4 orang warga sipil tewas serta beberapa anggota Polri terluka parah.
Jika kita menengok pada tahun 2000 hingga 2015 serangkaian ledakan bom terjadi di beberapa tempat. Sebut saja pada tahun 2000, sejumlah gereja di beberapa wilayah di Indonesia pada malam natal diledakkan. Kemudian ditahun yang sama bom juga meledak di kedutaan besar Filipina di Jakarta. Serangkaian aksi terorisme ini terus saja terjadi hingga terakhir terjadi penyerangan di Mako Polres Banyumas yang melukai seorang anggota Polri.
Lalu siapakah yang bertanggung jawab atas serangkaian aksi radikalisme dan terorisme ini. Ada pihak-pihak tertentu yang berusaha menyebarkan paham radikalisme. Pihak-pihak ini sengaja mendengungkan dan menyebarkan pemahaman kepada masyarakat. Pemahaman ini mengaitkan masalah agama, sosial dan politik dengan paham radikalisme dan terorisme.
0 komentar:
Posting Komentar