Bhinneka
Tunggal Ika, adalah terminologi yang sudah ada sejak negara ini berdiri, yang
berarti “berbeda – beda tetapi tetap satu”. Para pendiri negara ini memahami
betul tentang kondisi demografi masyarakat Indonesia dengan beragama latar
belakang suku dan agama, sehingga istilah tersebut menjadi salah satu bagian
dari lambang negara ini. Namun kenyataannya, proses untuk mensinergikan
perbedaan latar belakang dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat bukan
sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan. Pada tanggal 9 Juli 2014 ini, rakyat
Indonesia yang memiliki hak pilih memberikan hak pilihnya untuk memilih Calon
Presiden RI periode 2014-2019.
Pesta
demokrasi yang dilaksanakan melalui mekanisme pemilihan secara langsung ini
adalah salah satu pelajaran politik dari Bangsa ini untuk memahami perbedaan.
Dengan adanya dua pasangan calon Presiden, tentu akan ada pilihan yang berbeda.
Masing – masing pasangan Capres / Cawapres memiliki tim sukses, pendukung dan
simpatisan. Tentunya akan menciptakan kelompok baru yang memiliki idealisme dan
pandangan yang berbeda, walaupun sebelumnya diantara individu dan kelompok
tersebut mungkin sebelumnya memiliki latar belakang yang sama.
Salah
satu hal penting untuk dibangun dengan adanya kondisi yang berbeda ini adalah
membangun pemahaman bahwa perbedaan adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan
ini.
Dengan
adanya perbedaan, maka kehidupan ini menghasilkan sebuah harmonisasi yang
indah. Walaupun berbeda pilihan dan idealisme, kerukunan dan persatuan harus
tetap diutamakan. Namun apabila salah dalam menyikapi perbedaan, tentu akan
menghasilkan sesuatu yang kontraproduktif. Kondisi masyarakat yang awalnya
tertib, akan berubah menjadi tidak tertib dan mengganggu aktifitas masyarakat
yang lebih luas. Oleh karena itu, kita semua berharap, semoga perbedaan dalam
pilihan tetap menjadi warna dalam membangun masyarakat Indonesia yang damai.
0 komentar:
Posting Komentar