Berdasarkan
data WHO diketahui bahwa kecelakaan mobil merupakan penyebab utama kematian
pada remaja usia 10-14 tahun, yaitu 27 kematian per 100.000 orang per tahunnya.
Dari jumlah tersebut ternyata 2/3 dari total kecelakaan dialami oleh remaja
laki-laki.
Menarik
untuk menyimak bahwa kemungkinan besarnya risiko untuk terjadi kecelakaan, akan
semakin meningkat bila remaja menyetir bersama temannya. Dengan satu penumpang
sebesar 38%, menyetir dengan 2 penumpang sebesar 223%, menyetir dengan 3
penumpang atau lebih sebesar 400% , sedangkan menyetir sendiri sambil
menggunakan telepon seluler memiliki risiko 410% untuk mengalami kecelakaan.
Adapun
remaja yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kecelakaan, yakni:
1, Belum
terampil dalam berkendara (frekuensi tertinggi adalah 0-18 bulan setelah
kepemilikan SIM)
2. Mengebut
di jalan raya (yang dilakukan oleh 38% remaja laki-laki dan 25% remaja
perempuan)
3. Menumpang
pada teman sebaya
4. Menyetir
pada malam hari (pada Pk. 21.00-Pk. 06.00)
5. Menyetir
dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan
6. Kondisi
kendaraan yang tidak baik (sabuk pengaman yang tidak memadai atau mobil
lama/old car)
7. Menggunakan
telepon seluler pada saat menyetir (memiliki risiko 4x untuk terjadi
kecelakaan).
Fenomena
tingginya kecelakan pada remaja dapat diterangkan secara neurosains. Otak
emosional yang belum terkontrol pada remaja merupakan penyebab utamanya. Otak
manusia terdiri dari empat lobus, yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus
temporal, dan lobus oksipital. Pada lobus frontal memiliki fungsi untuk
memecahkan masalah, mempertimbangkan sesuatu, menghambat perilaku, merencanakan
sesuatu, memantau diri sendiri, kepribadian, emosi, mengatur sesuatu, memperhatikan,
berkonsentrasi, mental-flexibility, berbicara, awareness of abilities,
mengendalikan diri, dan melakukan sesuatu yang benar. Kegiatan menyetir dapat
dilakukan atas kerja pada otak bagian.
Korteks
prefrontal merupakan daerah otak yang paling terakhir mencapai kematangan.
Bagian ini memegang kendali terhadap fungsi perencanaan, pengaturan, dan
pengambilan keputusan. Perkembangan korteks prefrontal pada manusia
berbeda-beda dan umumnya terjadi maksimal pada usia 25 tahun. Hal inilah yang
menyebabkan remaja kurang memiliki kemampuan untuk menilai konsekuensi atau
menyerap informasi, seperti orang dewasa pada umumnya.
Hipokampus
yang terletak pada otak bagian tengah ini merupakan pusat pengaturan memori. Amigdala
yang juga terletak di otak tengah berfungsi sebagai pusat kendali emosi.
Sebagian besar perilaku remaja dipengaruhi oleh amigdala sehingga mereka dapat
bertindak secara irasional dan emosional.
Sehingga
beberapa hal yang membedakan otak remaja dan dewasa adalah :
Emotional
Rollercoaster dimana Amigdala berkembang pesat sehingga membuat pusat emosi
teraktivasi berlebihan. Pada akhirnya, remaja berpikir dengan emosi mereka dan
menganggap bahwa sesuatu dapat menjadi ancaman bagi dirinya.
Sifat
Impulsif. Sifat ini berhubungan dengan serotonin, yaitu neurotransmitter yang
mengatur tidur dan rasa rileks seseorang. Pada remaja kadar serotonin dalam
tubuh rendah sehingga seorang remaja dapat bersifat impulsif.
Sifat
Pengambil Risiko. Sifat ini berhubungan dengan dopamine, yaitu neurotransmitter
yang mengatur mood dan perasaan senang. Kadar dopamine dalam tubuh remaja yang
tinggi membuat remaja mengalami fase hungry for stimulation atau perilaku suka
mengambil risiko. Pada remaja laki-laki, adanya hormon testosteron diketahui
dapat memperkuat kinerja dopamine. Selain itu, 60% sifat pengambil risiko pada
remaja ternyata dapat diturunkan oleh orang tua atau bersifat genetik.
Kemampuan
Penilaian. Istilah The teen brain is like a race car without brakes (otak
remaja seperti sebuah mobil balap tanpa rem) memiliki maksud bahwa remaja
memiliki kemampuan penilaian yang buruk sehingga dianggap tidak memiliki rem,
sedangkan amigdala sebagai bensin dapat berfungsi maksimal. Perkembangan
korteks prefrontal yang belum sempurna dapat berpengaruh dalam pengambilan
keputusan, termasuk mempertimbangkan konsekuensi yang ada serta kurangnya
kemampuan dalam menilai tindakan/ keputusan yang mungkin berbahaya.
0 komentar:
Posting Komentar