KULONPROGO - Hasil otopsi jenazah Nur Rochim, warga Nanggulan yang ditemukan tewas di rel kereta api di Pengasih, Oktober 2013 silam, dimungkinkan baru akan keluar beberapa mingu mendatang. Tim forensik masih akan mengolah data dari pemeriksaan jenazah untuk mengetahui penyebab pasti kematian Nur Rochim.
Proses otopsi yang dilakukan oleh tim dokter spesialis forensik RSUP dr Sardjito Yogyakarta di pemakaman Umum Kedungsogo, Desa Kedungsari, Pengasih, Jumat (7/3/2014) berlangsung hampir dua jam. Ratusan warga sekitar juga tampak menyemut di areal pemakaman tersebut. Otopsi sendiri dilakukan untuk melengkapi alat bukti penyidikan Satreskrim Polres Kulonprogo terkait dugaan pembunuhan.
Seusai pemeriksaan, jenazah pria tersebut langsung diangkut dalam sebuah peti kayu oleh petugas untuk dibawa ke rumah keluarganya di Pedukuhan Dlingo, Banyuroto, Nanggulan dan dimakamkan kembali di pemakaman setempat.
Ketua tim dokter spesialis forensik yang melakukan otopsi, IBG Surya Putra, pemeriksaan terhadap jenazah didasarkan pada patologi anatomi untuk menentukan penyebab kematiannya.
“Mungkin dua atau tiga minggu lagi sudah bisa diketahui hasilnya dan akan diserahkan langsung pada penyidik kepolisian,” kata Surya.
“Mungkin dua atau tiga minggu lagi sudah bisa diketahui hasilnya dan akan diserahkan langsung pada penyidik kepolisian,” kata Surya.
Malam sebelum ditemukan tewas, Nur Rochim diketahui bertandang ke rumah calon istrinya, Alifia Rahmawati (17) di pedukuhan Sidowayah, Sukoreno, Sentolo. Namun, sejak saat itu, pria tersebut tak pernah kembali ke rumah.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, korban sempat dijemput paksa oleh pemuda Sidowayah dan kemudian terjadi pemukulan kepadanya. Keesokan harinya, korban diketahui sudah tak bernyawa di rel kereta api di Pengasih dengan keadaan mengenaskan.
Saat itu, identitasnya bahkan belum diketahui hingga akhirnya diadikuburkan di pemakaman umum di Kedungsari. Selang beberapa hari kemudian, identitasnya baru diketahui setelah berdasarkan informasi dari pihak keluarga yang berhasil mengenalinya serta kecocokan sidik jari saat melaporkan menghilangnya Nur Rochim di kepolisian.
Kakak kandung korban, Nur Rohman (25), mengungkapkan bahwa keluarga ingin kasus tersebut segera dibongkar. Sejauh ini, keluarga menurutnya tetap beranggapan bahwa kematian Nur Rochim tidak wajar dan ada kejanggalan. “Kalau menurut saya, keadilannya harus sesuai hukum, biar trungkap semua sesuai undang-undang. kita menunggu hasilnya bagaimana,” ujarnya.
tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar