KULONPROGO—Keinginan Sukiran, 60, warga Dusun Temben, Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah untuk menikmati air kelapa muda berakhir tragis. Dia tewas setelah jatuh dari pohon kelapa setinggi 10 meter yang berada di kebun belakang pekarangannya, Minggu (9/3/2014) sore.
Mayat laki-laki paruh baya yang gemar menikmati air kelapa muda itu sendiri baru ditemukan warga sekitar pukul 18.00 WIB. Jasadnya tergeletak di bawah pohon kelapa yang baru saja dia panjat.
Bagian rahang dan tulang iga korban mengalami patah akibat benturan dengan tanah setelah terjun bebas dari pohon kelapa.
Kepala Desa Ngentakrejo, Suprana menuturkan, Sukiran setiap harinya sudah terkenal doyan mengkonsumsi air kelapa muda. Hampir setiap hari bapak satu anak tersebut selalu meminum air kelapa.
Puncaknya terjadi Minggu lalu saat cuaca panas menyengat sehingga Sumarjo ingin memetik kelapa muda.
“Tapi saat Sholat Dzuhur, beberapa warga masih melihat Kiran beribadah di masjid. Kepada warga dia mengutarakan niatan ingin memetik kelapa muda dan meminumnya buat mengurangi gerah di badan,” ujar Suprana menginformasikan kepada Harian Jogja, Senin (10/3/2014).
Warga saat itu juga tidak melihat gelagat yang aneh dari Sukiran. Kendati sudah berusia cukup tua, dia sudah terbiasa memanjat pohon kelapa. Cuma, lanjut Suprana, nasibnya sedang apes sehingga keingginannya meminum air kelapa harus dibayar dengan nyawa.
Mayat Sukiran kali pertama ditemukan oleh anaknya saat hendak mengandangkan ayam di belakang rumah. Si anak langsung berteriak untuk meminta pertolongan warga begitu mendapati ayahnya sudah trerbujur kaku di bawah pohon kelapa.
“Tak berselang lama warga datang dan hendak memberi pertolongan. Tapi dia sudah meninggal,” tandasnya.
Sementara itu jenazah Sukiran dikubur di tempat pemakaman umum desa setempat, Senin (10/3/2014) siang.
Kapolsek Lendah, Ajun Komisaris Polisi Bambang Harun membenarkan adanya warga Ngentakrejo yang meninggal karena jatuh dari pohon kelapa. Dari pemeriksaan yang dilakukan polisi menyimpulkan korban murni meninggal karena jatuh dari pohon.
“Tidak ada tanda-tanda penganiayaan, korban meninggal murni karena kecelakaan,” ujarnya saat dikonfirmasi terpisah.
Harun melanjutkan, kesimpulan korban menininggal karena jatuh dikuatkan dengan adanya buah kelapa yang berada di samping mayat korban. Selain itu, dari pihak keluarga mengakui, korban memang sering memanjat pohon kelapa.
harjo
0 komentar:
Posting Komentar