KULONPROGO (KRjogja.com) - Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY masih mendapati banyak mobil dengan kandungan karbon monoksida (CO) dalam gas buang melebihi ambang batas normal 4,5 persen dan hidrokarbon (hc) 1.200 ppm (part per million). Kendaraan pelanggar rata-rata terpaut 0,2 sampai 0,5 di bawah ambang batas, tapi hc mampu melebihi hingga 1.500 ppm. Plat nomor rata-rata non AB (DIY), angka CO tinggi.
"Masih di atas ambang batas bisa disebabkan kurangnya kesadaran pemilik dalam merawat kendaraan secara rutin di bengkel resmi. Akibatnya, proses pembakaran bahan bakar dalam mesin menjadi tidak optimal dan tidak terbakar sempurna. Ini dikarenakan kandungan gas karbon menjadi lebih tinggi," kata Kasubid Pengendalian Pencemaran Udara pada Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY Bledug Bernanti Dwisiwi, Senin (28/04/2014) di sela-sela uji emisi.
Uji petik emisi gratis digelar oleh BLH DIY bekerjasama dengan Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Jawa, Polres, dan Dishubkominfo Kulonprogo untuk kendaraan roda dua dan empat. Roda dua dengan sasaran pelajar dan dipusatkan di SMK N I Pengasih, sedangkan roda empat di depan bengkel Aneka Usaha Tambak Triharjo Wates. Khusus roda empat bagi kendaraan yang akan masuk Kulonprogo untuk pribadi maupun dinas. Dalam uji petik tersebut BLH menemukan banyak kendaraan tidak lolos uji, karena tingkat emisinya melebihi ambang batas normal.
Tingginya gas karbon dalam emisi kendaraan, kata Bledug, disebabkan pula pemilik memakai bahan bakar yang tidak sesuai karakter mesin kendaraan. Kendaraan 2000 cc dan tahun produksi di atas 2004 rata-rata memakai bahan bakar pertamax, namun biasanya pemilik mengisi kendaraan dengan premium. Itu bisa mengakibatkan pembakaran di mesin tidak sempurna.
Lebih jauh Bledug menyatakan kualitas udara di DIY masih bagus. Namun hal itu tidak membuat semua terlena. Yang perlu diperhatikan, adalah beberapa titik yang diwaspadai, yakni seperti di perempatan ataupun terminal. Karena biasanya di perempatan pas traffic light menyala merah maka antrian padat, maka itu berpotensi pencemaran. "Masyarakat diimbau juga ikut menjaga jangan sampai kualitas udara menjadi kurang nyaman. Yakni dengan selalu mengontrol kendaraannya terhadap pembakarannya," tambah Bledug.
Salah satu pengendara mobil Suzuki Aventura 2004 yang tidak lolos uji emisi, Sutrisno menyatakan sebenarnya ia rutin menservis mobilnya. "Tapi gak tahu kenapa tidak lolos. Lain kali akan saya perhatikan lagi terkait pembakarannya dan akan menservis di bengkel resmi saja," tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar