KULONPROGO. Perayaan hari Raya Idul Fitri atau yang lazim disebut hari lebaran bagi masyarakat Indonesia mempunyai karakteristik yang khas, Karena bukan hanya sebagai momentum perayaan keagamaan tetapi sudah berkembang menjadi bagian tradisi atau budaya, sehingga datangnya hari lebaran setiap tahunnya selalu disertai dengan peningkatan aktivitas masyarakat melaksanakan mudik ke kampung halaman untuk melakukan kegiatan silahturahim dengan sanak saudara. aktivitas masyarakat yang meningkat ini, tentu mempunyai implikasi terhadap arus pergerakan orang dan barang, mobilitas transportasi serta transaksi perekonomian di seluruh penjuru tanah air, baik pada waktu menjelang, pada saat maupun setelah hari Raya Idul Fitri.
Peningkatan aktivitas masyarakat dan pergerakan perpindahan orang dan barang, dalam menyambut perayaan idul fitri akan menjadi gangguan kamtibmas apabila tidak kita kelola dengan baik. Beberapa aktivitas masyarakat yang perlu kita perhatikan adalah pelaksanaan ibadah puasa, takbiran, sholat Ied, kegiatan transaksi belanja, mudik, rekreasi atau wisata serta kegiatan distribusi bahan pokok masyarakat dan BBM. Sedangkan permasalahan kamseltibcar lantas yang harus kita atasi karena adanya peningkatan volume arus lalu lintas kendaraan dan barang yaitu kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Adanya berbagai potensi ancaman kamtibmas yang harus terus diantisipasi, seperti terorisme, teror bom, sabotase, perkelahian antar kelompok warga masyarakat, kebut - kebutan, penyalahgunaan narkoba, miras, peningkatan kebutuhan BBM, peningkatan harga kebutuhan pokok, kebakaran, kriminalitas, penjualan petasan dan bencana alam. Memahami berbagai permasalahan, gangguan kamtibmas dan beragam ancaman yang mungkin terjadi, maka dalam rangka menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat pada perayaan hari Raya Idul Fitri 1436 H, Polri beserta seluruh jajarannya dibantu instansi terkait dan komponen masyarakat lainnya menyelenggarakan operasi Kepolisian terpusat, yaitu “Operasi Ketupat - 2015” selama 16 hari, mulai tanggal 10 s.d. 25 Juli 2015. Operasi ini merupakan operasi kemanusiaan dimana selama “Operasi Ketupat-2015” akan digelar kekuatan sebanyak 145.676 personel terdiri dari anggota Polri sebanyak 82.538 personel, TNI sebanyak 12.761 personel serta instansi terkait sebanyak 50.377 personel yang akan tergelar di 3.030 pos pengamanan dan 1.083 pos pelayanan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kekuatan yang diturunkan ini untuk melaksanakan pengamanan di tempat – tempat peribadatan umat muslim, lokasi sholat Ied, pemukiman masyarakat, jalur - jalur pergerakan orang dan barang, terminal, obyek - obyek wisata, tempat - tempat pembagian zakat fitrah, serta tempat - tempat dan kegiatan masyarakat lain yang perlu diamankan. Sehingga diharapkan masyarakat dapat merayakan hari Raya Idul Fitri 1436 H dengan nyaman dan tertib dalam situasi kamtibmas yang aman dan kondusif. Demikian amanat Kapolri Jenderal Polisi Drs Badrodin Haiti pada upacara gelar pasukan operasi Ketupat Progo 2015 yang di bacakan Bupati Kulonprogo dr Hasto Wardoyo, S.Pog yang bertindak sebagai Irup.
Upacara gelar pasukan Operasi Ketupat Progo 2015 di laksanakan di halaman Polres Kulonprogo pada hari Kamis tanggal 09 Juli 2015 dengan peserta upacara dari TNI, Polri, Dishubkominfo, Sat Pol PP, Dinas Kesehatan, Saka Bhayangkara dan ormas lainnya.
Menurut Kapolres Kulonprogo AKBP Yuliyanto, S.IK., M.Sc Polres Kulonprogo dalam operasi Ketupat Progo 2015 ini melibatkan personelnya sebanyak 445 anggota dengan Pospam sebanyak 6. Keenam pos tersebut adalah Pospam perbatasan DIY Jateng di Temon, Pospam Demen, Pospam Glagah, Pospam Terminal Wates, Pospam Stasiun Wates dan Pospam Ngeseng Sentolo.
0 komentar:
Posting Komentar